SUMEDANG- Matadunianews.com- Suasana di SD Cidomas, Kecamatan Cibugel, Jumat (31/10/2025), berubah menjadi lautan haru. Isak tangis para guru mengiringi langkah terakhir sang kepala sekolah, Dede Yasin Jamahsari, S.Pd, yang resmi memasuki masa purna bakti per 1 November 2025.
Sementsra itu salah satu ibu guru Rani Rahmawati .S.pd, dengan terbata bata menahan kesedihan , sambil mengatakan selama 13 tahun 5 bulan, pak Dede Yasin bukan hanya sekadar kepala sekolah. Ia adalah tempat berlabuh bagi keluh kesah, teladan dalam kesederhanaan, sekaligus payung teduh bagi para guru yang tumbuh bersama di bawah kepemimpinannya. Tak heran, perpisahan ini bukan sekadar seremoni, ia menjadi kisah emosional tentang akhir dari sebuah perjalanan panjang yang penuh makna.,ungkap Rani kepada awak media.( Jumat 31 Oktober 2025).
Selanjutnya, “Rasanya akan sangat sulit ada kepala sekolah seperti Pak Dede. Sulit mencari penggantinya,” tutur Rani Rahmawati, S.Pd, seorang guru yang tak mampu menahan air mata. Suaranya bergetar, seolah menahan rindu yang belum sempat disampaikan.
Bagi para guru SD Cidomas, sosok Dede Yasin bukan hanya atasan, tapi juga ayah, sahabat, sekaligus penuntun. Ketika ada masalah di sekolah, ia tak pernah bersembunyi di balik meja birokrasi, melainkan turun langsung, mendengar, menyelesaikan, dan memeluk dengan kebijaksanaan.
Kini, ruang guru terasa lebih lengang. Meja kerjanya yang rapi seolah menyimpan jejak dedikasi dan cinta yang pernah menghidupkan sekolah itu. Senyum dan nasihatnya mungkin tak lagi terdengar, tapi kenangannya akan terus bergema di setiap langkah para guru yang pernah dipimpinnya.
Dengan nada lirih namun tegas, Dede Yasin mengungkapkan perasaannya. “Berat rasanya meninggalkan sekolah ini. Tapi waktu tak bisa ditawar. Saatnya saya menepi, memberi ruang bagi generasi berikutnya,” ujarnya, menahan emosi yang nyaris pecah.
Hari itu, SD Cidomas bukan sekadar melepas seorang kepala sekolah. Mereka melepas sepotong sejarah, sosok yang telah menabur nilai, menanam kasih, dan meninggalkan warisan kepemimpinan yang tak ternilai.
Dalam diam, mungkin setiap guru di sana berdoa yang sama: semoga langkah baru Pak Dede selalu dalam cahaya, sebagaimana ia dulu menyalakan terang di sekolah tercinta ini.
( Edy ms).


 
											





