SUMEDANG- Matadunianews.com- DI TENGAH geliat pembangunan dan hiruk-pikuk urusan duniawi, masih ada lembaga yang bekerja dalam diam — mengalirkan kebaikan dari tangan para dermawan kepada mereka yang membutuhkan. BAZNAS Kabupaten Sumedang, di bawah kepemimpinan H. Ayi Subhan Hafas, menjadi salah satu lentera yang menyalakan cahaya zakat di Tanah Tandang.
Kinerja BAZNAS Sumedang dalam beberapa tahun terakhir bukan sekadar kisah tentang angka, tetapi tentang kepercayaan yang tumbuh dan manfaat yang menetes hingga ke akar rumput. Pada 2025, penghimpunan zakat, infak, dan sedekah mencapai Rp 38,8 miliar, sebuah capaian yang tidak lahir dari kebetulan, melainkan buah dari kerja keras, integritas, dan strategi pengelolaan modern.
Program Baznas Goes to School yang menggugah kesadaran pelajar dan guru, berhasil mengumpulkan lebih dari Rp 1,6 miliar hanya dalam sebulan. Ini bukan sekadar nominal, tetapi tanda bahwa literasi zakat mulai tumbuh dari bangku sekolah.
Namun, BAZNAS Sumedang tak berhenti pada penghimpunan. Di tangan Ayi Subhan, zakat bukan hanya alat distribusi kesejahteraan, melainkan instrumen pemberdayaan. Melalui program Saudagar Z-Mart, puluhan pelaku usaha kecil mendapat permodalan dan pendampingan, agar zakat produktif benar-benar mengubah mustahik menjadi muzaki.
Program agribisnis melalui Balai Ternak—hasil kolaborasi dengan BAZNAS RI, menjadi langkah strategis dalam menggerakkan ekonomi umat berbasis desa. Dari kandang sederhana, lahir kemandirian baru bagi peternak kecil, dan dari situ pula zakat menemukan ruhnya yang sejati: mengangkat, bukan sekadar memberi.
Di bidang pendidikan, ribuan pelajar dari keluarga prasejahtera mendapat bantuan biaya sekolah. Tak sedikit yang menyebut, di Sumedang, zakat kini bukan sekadar kewajiban, tetapi juga sumber harapan. Semua itu berpadu dengan komitmen digitalisasi pengelolaan zakat, transparansi laporan, kemudahan transaksi daring, hingga pengawasan publik yang terbuka. Sebuah langkah maju menuju lembaga amil zakat yang modern dan kredibel.
Capaian ini mengantarkan BAZNAS Sumedang meraih Baznas Award 2025 dalam dua kategori nasional — pengakuan bahwa kinerja mereka tidak hanya bergaung di tingkat daerah, tetapi juga di pentas nasional.
Namun di balik segala prestasi itu, tantangan tetap membentang. Masih banyak potensi zakat yang belum tergarap, masih ada warga yang belum merasakan sentuhan langsung manfaat zakat produktif. BAZNAS Sumedang telah menyalakan obor, tetapi obor itu harus terus dijaga agar tak padam di tengah derasnya arus zaman.
Kepemimpinan Ayi Subhan telah membuktikan bahwa zakat bisa dikelola dengan visi dan nurani. Bahwa lembaga keagamaan bisa setara profesionalismenya dengan lembaga keuangan modern, tanpa kehilangan jiwa sosialnya.
Sumedang patut berbangga, sebab dari tanah ini, lahir teladan bahwa zakat bukan sekadar kewajiban, melainkan energi perubahan sosial.
Dan BAZNAS Sumedang, dengan keteladanan dan kerja senyapnya, telah menjadi jembatan antara mereka yang memiliki dan mereka yang berharap — menghadirkan makna sejati dari firman Ilahi: “Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan menyucikan mereka.”
( Edy ms).

 
											



